ARTIKEL INI DI BUAT OLEH:
XI IPA 1. SMA 1 KEMPO
XI IPA 1. SMA 1 KEMPO
2. TRI VAHRUL
3. B.Q RATU YULIA MANTIKA ANAE
4. ARIJRAM PUTRI
5. FANNILA
6.ARGIS FADLUL PARATAMA PUTRA
Gaya Antar Molekul
1.
Pengertian
Gaya antar
molekul adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang saling berdekatan. Gaya
antar molekul berbeda dengan ikatan kimia. Ikatan kimia, seperti ikatan ionik,
kovalen, dan logam, semuanya adalah ikatan antar atom dalam membentuk molekul.
Sedangkan gaya antar molekul adalah gaya tarik antar molekul. Kita
akan mempelajari tiga macam gaya antar molekul, yaitu:
A. Gaya Van der Waals
1. Penjelasan
Gaya Van
der Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik-menarik di antara
molekul-molekul. Gaya ini timbul dari gaya London dan gaya antardipol-dipol.
Jadi, gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul
polar.
Gaya ini
diusulkan pertama kalinya oleh Johannes Van der
Waals (1837–1923).
Konsep gaya tarik antarmolekul ini
digunakan untuk menurunkan persamaanpersamaannya
tentang zat-zat yang
berada dalam fase gas.
Kejadian
ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara inti atom dengan elektron atom
lain yang disebut gaya tarik-menarik elektrostatis (gaya coulumb). Umumnya terdapat
pada senyawa polar. Untuk molekul nonpolar, gaya Van der Waals timbul karena adanya
dipol-dipol sesaat atau gaya London.
Catatan:
Molekul/atom/zat
akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda
berada pada suhu 00K (-2730C) Untuk jelasnya, bisa dilihat pada gambar berikut:
Gaya Van der Waals diperlihatkan dengan garis merah
(putus-putus). Kekuatan gaya tarik antara dipol ini biasanya lebih lemah dari
kekuatan ikatan ionik atau kovalen (kekuatannya hanya 1% dari ikatan).
Kekuatannya juga akan berkurang dengan cepat bila jarak antar dipol makin besar. jadi gaya Van der Waaals suatu molekul
akan lebih kuat pada fase padat dibanding cair dan gas.
2.
Macam-macam
Gaya Van der waals
Gaya Van der
waals terdiri dari tiga macam, yaitu :
a.
Gaya
dipole-dipol
Dipol adalah singkatan dari di
polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah senyawa yang
memiliki kutub positif (δ+) di satu sisi, dan kutub negatif (δ-)
di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut sebagai senyawa
polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu diperhatikan
bahwa dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol lebih
lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat pada
senyawa ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua , yaitu ion positif/kation
(+) dan ion negatif/anion (-).
Untuk memahami perbedaan antara ion
dan dipol, mari kita perhatikan gambar berikut:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion,
molekul terbagi (bisa juga dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion
positif dan ion negatif sebenarnya terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya
gaya tarik-menarik antar ion positif dan negatif (gaya coulomb).
Pada senyawa polar, tidak terjadi pemisahan. Molekul
merupakan satu kesatuan. Hanya saja pada satu sisi/tepi terdapat kutub positif
(δ+) dan di sisi/tepi yang lain terdapat kutub negatif (δ-).
b.
Gaya London
Gaya ini merupakan gaya tarik menarik antarmolekul nonpolar
akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari
suatu orbital ke orbital yang lain membentuk dipol sesaat. Gaya London
mengakibatkan molekul nonpolar bersifat agak polar. Kemudahan suatu molekul
menghasilkan dipol sesaat yang dapat ke mengimbas ke molekul di sekitarnya
disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif
(Mr) dan bentuk molekul. "Jika Mr semakin besar, molekul semakin mudah mengalami
polarisasi sehingga gaya London semakin kuat". Semakin mudah molekul
mengalami polarisasi, semakin tinggi titik didih dan titik lelehnnya. Oleh
karena itu semakin besar Mr semakin besar titik didih dan titik lelehnya.
Namun Gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat
yang molekulnya hanya mengalami tarik-menarik berdasarkan Gaya London saja maka
titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan dengan zat lain yang
mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan Gaya London saja (Mr hampir
sama)
Gaya London ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Jumlah electron dalam atom atau molekul
Makin besar ukuran atom atau molekul, makin besar jumlah
elektron sehingga makin jauh pula elektron terluar dari inti dan makin mudah
awan elektron terpolarisasi, serta makin besar gaya dispersi.
2.
Bentuk molekul
Molekul yang memanjang/tidak bulat, lebih mudah menjadi
dipole dibandingkan dengan molekul
yang bulat sehingga gaya disperse londonnya akan semakin besar.
Ikatan Van der Waals juga ditemukan pada polymer dan
plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu rantai molekul yang memiliki atom
karbon, berikatan secara kovalen dengan berbagai atom seperti hidrogen,
oksigen, nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari setiap untaian rantai
merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari pengamatan terhadap
polietilen, polietilen memiliki pola yang sama dengan gas mulia, etilen
berbentuk bentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat sesuai dengan
pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan terjadi dari
sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan terjadinya
dipol temporer serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul H2C=CH2,
selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang
membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari
molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.
c.
Gaya Tarik Dipole-dipol Terimbas
Gaya molekul seperti
initerjadi antara molekul polar dengan molekul nonpolar. Dipol dari molekul
polar akan mengimbas molekul nonpolar di sekitarnya, sehingga mengalami dipol
sesaat. Hasilnya adalah suatu gaya tarik elektrostatik antaradipol dan dipol
sesaat.
3. IKATAN HIDROGEN
Ikatan
Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang memiliki atom H yang terikat pada
atom yang memiliki keelektronegatifitas yang tinggi. Ikatan Hidrogen juga dapat
didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua
muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat
dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan
kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van
der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah
atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal
dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas
yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N). Muatan parsial
negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya.
Yang
harus diperhatikan bahwa tiap molekul
tersebut:
• hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling elektro negatif, menyababkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif yang signifikan
• Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif secara signifikan, tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan elektron bebas yang aktif.
• hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling elektro negatif, menyababkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif yang signifikan
• Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif secara signifikan, tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan elektron bebas yang aktif.
Pasangan
elektron bebas pada tingkat-2 memiliki elektron yang dikandungnya pada volume
ruang yang relatif kecil yang mana memiliki densitas yang tinggi muatan
negatif. Pasangan elektron bebas pada tingkat yang lebih tinggi lebih tersebar
dan tidak terlalu atraktif pada sesuatu yang positif.
* Fakta Eksperimen
Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang
terjadi pada molekul yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O
dengan Cl-(aq) terdapat beberapa ikatan hidrogen yang terjadi
antar molekul, yaitu Hδ+ dan Clδ- sebanyak pasangan
elektron bebas disekitar ion Cl. (4 pasang elektron bebas).
Ikatan Hodrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang
terjadi pada satu molekul (dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O),
dalam air terdapat ikatan hidrogen sejumlah pasangan elektron bebas pada pusat
senyawa.
Ikatan
hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul seperti protein dan
asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian dari molekul yang
sama yang berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
Air,
sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Gaya tarik antara
molekul polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan elektron bebas dari
molekul oksigen. Pada ikatan polar setiap atom hidrogen bermuatan agak positif
sehingga dapat menarik elektron. Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih dan
titik leleh air tinggi bila dibandingkan molekul lain yang kecil tapi
molekulnya nonpolar.
Beberapa
gugus hidroksil memberikan banyak kesempatan untuk ikatan hidrogen dan mengarah
pada viskositas tinggi zat-zat seperti gliserin dan sirup gula. mengandung gugus hidroksi –OH atau gugus
amino –NH2 relatif lebih larut dalam air disebabkan karena
pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air.
- Dimerisasi asam karboksilat seperti asam asetat CH3COOH
juga merupakan contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
- Secara fisika titik
didih suatu molekul seharusnya bergantung pada berat molekulnya, yakni semakin
berat molekul suatu senyawa maka makin sulit menguap maka semakin tinggi titik
didihnya. Namun fakta eksperimen titik didih senyawa hidrida unsur-unsur
golongan VA, VIA, VIIA menunjukkan adanya penyimpangan.
*.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya tarikan antara molekul (atom H dan atom lain):
- Elektronegativitas, adalah suatu ukuran kecenderungan atom
untuk menarik pasangan elektron ikatan.
Jika atom-atom memiliki elektronegatifitas yang setara, keduanya memiliki
kecenderungan yang sama untuk menarik pasangan elektron ikatan, dan karena itu
akan ditemukan setengah rata-rata antara kedua atom, sebagai contoh, pada
molekul H2 atau Cl2. “semakin besar perbedaan
keelektronegatifan atom dalam suatu molekul atau antarmolekul, maka semakin
kuat ikatan hidrogen”
- Polaritas, adalah
kepolaran suatu unsur yang berikatan dengan unsur lain dan masih terdapat pasangan elektron bebas pada
pusat molekulnya.. “Semakin banyak pasangan elektron bebas (pasangan elektron
tak berikatan), maka semakin mudah membentuk ikatan hidrogen”
B. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Sifat
Fisis Senyawa
Gaya antarmolekul mempengaruhi sifat fisik dari
suatu zat atau senyawa. Beberapa sifat fisik itu antara lain titik didih dan tegangan
permukaan.
1. Titik didih
Titik
didih suatu cairan merupakan temperatur di mana tekanan uap yang meninggalkan
cairan sama dengan tekanan luar. Jika hal tersebut terjadi, maka akan terbentuk
gelembunggelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama
dengan tekanan uap udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat
permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan. Keadaan seperti itu disebut
mendidih. Titik didih suatu zat juga menggambarkan besarnya energy yang
diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik
antarmolekul
dalam zat tersebut. Jika gaya tarik-menarik semakin kuat, maka
2. Tegangan permukaan (surface tension)
Tegangan
permukaan (surface tension) merupakan gaya yang cenderung membuat permukaan
cairan melengkung. Hal ini dikarenakan pada permukaan zat cair jumlah
molekulnya lebih sedikit dibandingkan molekul zat cair di bawah permukaan.
Akibatnya, molekul di permukaan mengalami gaya tarik-menarik yang lemah
sehingga molekul permukaan cenderung tertarik ke dalam. Baik dalam tetesan atau
cairan jika bersentuhan dengan tempatnya, maka permukaan yang melengkung itu
mempunyai luas sekecil mungkin pada suasana tersebut untuk meminimalkan energi
permukaan.
Jika
gaya antarmolekul semakin kuat, maka tegangan permukaan yang dihasilkan semakin
besar. Sebagai contoh, air, (H2O), mempunyai tegangan permukaan
0,073 N m–1 lebih tinggi daripada benzena, (C6H6), yaitu sebesar
0,029 N m–1. Hal ini dikarenakan H2O bersifat polar dan
mempunyai gaya antarmolekul jauh lebih kuat daripada gaya antarmolekul benzena
yang bersifat nonpolar. Gaya antarmolekul dalam air adalah ikatan hidrogen
sedangkan benzena adalah gaya London.
Ringkasan
- Gaya antar molekul adalah gaya tarik antar molekul-molekul yang berdekatan.
- Gaya antar molekul pada umumnya merupakan gaya tarik listrik statis (elektrostatik) antara muatan positif (+) dan negatif(-).
- KIta mengenal tiga jenis gaya antar molekul, yaitu: gaya van der waals, ikatan hidrogen, dan gaya london.
- Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen (H) dengan atom: nitrogen (N), oksigen (O), atau Fluor (F).
- Gaya van der waals adalah gaya tarik elektrostatis pada senyawa ionik atau kovalen polar.
- Gaya london adalah gaya tarik elektrostatis pada senyawa kovalen non polar.
No comments:
Post a Comment